Terkadang, antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan membuat kita merasa kesal. Kecepatan rata-rata pelayanan mempegaruhi lamanya waktu menunggu. Teori tentang antrian pertamakali diketemukan dan dikembangkan oleh A.K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Eksperimen yang dilakukannya adalah tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Pada waktu sibuk, operator kewalahan untuk melayani penelpon, sehingga membuat penelpon menunggu.
Awalnya, Erlang hanya melakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Masih dalam tahun yang sama, Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone
Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Awalnya, Erlang hanya melakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Masih dalam tahun yang sama, Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone
Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
0 Response to "Sejarah Teori Antrian"
Posting Komentar